Kanker payudara adalah tumor ganas di dalam payudara. Setiap tahun lebih dari 185.000 wanita didiagnosa menderita kanker payudara dan insiden penyakit ini semakin meningkat dinegara-negara maju (developed countries). Sekitar 43.500 kematian akibat kanker payudara setiap tahunnya yang menjadikan penyakit ini sebagai penyebab kematian terbesar kedua setelah kanker paru pada wanita di Amerika Serikat. Sembilan puluh persen dari kanker payudara biasanya ditemukan oleh wanita itu sendiri melalui “pemeriksaan payudara sendiri”. Dinegara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesiapun angka penderita kanker payudara dan kanker lain sudah demikian tingginya dibandingkan dengan 2-3 dekade yang lalu. Hal ini mungkin disebabkan antara lain oleh gaya hidup yang jauh berbeda, pola makan, polusi lingkungan, penggunaan insektisida, zat-zat pengawet, pewarna, penyedap makanan, serta stress yang berkepanjangan. Semuanya ini mungkin turut mengambil andil dalam berkembangnya penyakit kanker dan penyakit degeneratif lainnya seperti penyakit jantung koroner, diabetes, penyakit rheumatoid, dsb. Dinegara-negara yang konsumsi lemaknya tinggi, menunjukkan angka kanker usus dan payudara yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang tidak begitu tinggi konsumsi lemaknya.
Menurut Institusi Kanker Nasional (Amerika Serikat), kanker payudara sering kali menunjukkan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut:
Ø Adanya benjolan atau penebalan didalam atau sekitar payudara atau pada daerah ketiak.
Ø Adanya perobahan besar atau bentuk dari payudara.
Ø Adanya cairan (discharge) atau rasa sakit pada puting susu, atau puting tertarik kedalam
Ø Kulit payudara terlihat seperti kulit jeruk
Ø Adanya perobahan penampilan kulit payudara, areola, atau puting susu, atau adanya perobahan pada perabaan kulit payudara (misalnya terasa panas, bengkak, merah ataupun bersisik).
Apakah penyebab timbulnya Kanker payudara ?
Penyebab kanker payudara sebenarnya hingga dewasa ini belum diketahui dengan pasti, namun yang jelas adalah penyakit ini bergantung pada hormon. Wanita yang kandung telurnya tidak berfungsi dan yang tak pernah mendapat terapi hormon tampaknya tidak pernah mendapat kanker payudara. Negara yang tinggi konsumsi lemak dalam dietnya, menunjukkan angka kanker payudara yang lebih tinggi dari negara-negara yang tidak tinggi konsumsi lemaknya.
yang paling beresiko untuk mendapat kanker payudara ?
Orang dengan kondisi atau yang mempunyai karakteristik berikut ini akan mempunyai resiko yang lebih tinggi dari rata-rata untuk mendapat kanker payudara.
Ø Wanita (99 % kanker payudara terjadi pada wanita dan hanya 1% saja pada pria).
Ø Bertambahnya usia
Ø Ada riwayat tumor jinak payudara
Ø Tak pernah melahirkan atau belum mengalami hamil pertama pada usia diatas 30 tahun.
Copywright © 2005 by Muchsin Hasibuan, M.D., MSc. (OM)
Ø Adanya riwayat keluarga yang menderita kanker payudara (ibu, adik ), ini amat jelas pada wanita yang belum menopause (premenopausal women).
Ø Wanita yang mendapat haid terlalu dini dan wanita yang mendapat menopause terlambat
Ø Kemungkinan mereka yang menggunakan pil kontrasepsi yang terlalu lama (namun hal ini masih kontroversial).
Ø Mereka yang mendapat dosis tinggi radiasi mengion sebelum usia 35 tahun
Ø Adanya riwayat kanker colon (usus besar), tiroid, endometrium (rahim) atau kandung telur.
Ø Mereka yang dietnya mengandung lemak hewani yang tinggi, konsumsi alkohol yang berlebih-lebihan, dan juga kemungkinan mereka yang obesitas.
Ø Mereka yang mempunyai perobahan dalam gene tertentu
Ø Mereka yang melakukan implan payudara.
Meskipun ada faktor-faktor resiko seperti itu, namun 70 % hingga 80% wanita yang menderita kanker payudara tidak sama sekali mempunyai faktor-faktor resiko yang diketahui tersebut.
Bila anda pergi memeriksakan diri ke dokter, apakah yang akan dilakukan disana ?
Bila anda mengalami gejala-gejala yang mirip dengan gejala-gejala suatu kanker payudara, maka sebaiknya anda cepat-cepat pergi memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan dapat membantu anda untuk mengetahui apakah anda menderita kanker payudara atau tidak, serta memandu anda untuk memutuskan pengobatan atau kombinasi pengobatan yang bagaimana yang terbaik untuk anda.
Dokter akan memeriksa payudara anda serta melakukan beberapa uji laboratorium, termasuk penelitian jaringan payudara anda (biopsi) serta penelitian genetik. Teknik-teknik imaging termasuk mamografi, ultrasound, magnetic resonance imaging (IMR), dan cara-cara lain yang dapat membantu membedakan suatu kista dari massa yang padat atau untuk membedakan kanker dengan penyakit yang bukan kanker akan dilakukan oleh dokter.
Pencegahan :
Penemuan (diagnosa) dini amat penting. Pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan serta pemeriksaan ginekologi tahunan memegang peran yang menentukan dalam deteksi dini suatu kanker payudara. Zat-zat nutrisi serta pembatasan konsumsi lemak terutama yang berasal dari hewan juga amat berperan dalam program pencegahan.
Pengobatan :
Pilihan-pilihan pengobatan (pengobatan konvensional) termasuk :
Ø Terapi Radiasi ---- penggunaan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker dan mencegahnya untuk terus bertumbuh.
Ø Kemoterapi ---- penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Ø Terapi Hormon, yang bertujuan untuk menjaga agar sel-sel kanker tidak mendapat hormon-hormon yang diperlukannya untuk bertumbuh (untuk menghalangi pertumbuhan sel-sel kanker).
Ø Pemberian Antibiotik – antitumor
Ø Pemberian anti-estrogen, seperti tamoxifen yang akan memblok kerja estrogen pada jaringan payudara.
Ø Pemberian monoclonal antibodies untuk memblok reseptor protein yang dihasilkan dalam jumlah yang besar pada wanita-wanita yang mengalami kanker payudara.
Ø Pemberian progestogen dosis tinggi (hormon steroid).
Operasi adalah cara pengobatan yang paling sering dilakukan pada penderita kanker payudara. Adapun pilihan-pilihan cara operasinya dapat berupa:
Ø Mastectomy ---- pengangkatan payudara atau sebanyak mungkin jaringan payudara; dan diikuti dengan rekonstruksi payudara. Ini dilakukan terutama pada kanker stadium dini.
Ø Lumpectomy ---- pengangkatan tumor beserta sejumlah jaringan disekitar tumor tersebut dan biasanya diikuti dengan terapi radiasi.
Ø Segmental atau partial mastectomy ---- pengangkatan tumor dan sejumlah jaringan disekitarnya serta otot-otot dinding dada dibawah tumor tersebut disertai pula dengan pengangkatan kelenjar-kelenjar limfe diketiak; ini biasanya diikuti dengan terapi radiasi.
Terapi komplementer dan Terapi Alternatif
Rencana pengobatan yang komprehensif (yang menyeluruh) dari suatu kanker payudara mungkin akan memasukkan pula serangkaian terapi komplementer dan alternatif. Psikoterapi dan kelompok-kelompok pendukung mungkin dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup dan angka harapan hidup (survival-rate).
Terapi komplementer, termasuk:
Nutrisi
Tip-tip nutrisi, termasuk :
Ø Menghentikan mengkonsumsi ternak-ternak unggas yang dibiakkan secara non-organik, daging (red meat), gula, white flour dan makanan-makanan yang diproses, kopi, coklat dan cola.
Ø Konsumsilah sayuran dari keluarga crucifera, seperti broccoli, kol, bunga kol, dsb.
Ø Konsumsilah hanya makanan-makanan yang ditumbuhkan secara organic (bila mungkin)
Ø Masukkanlah dalam diet anda makanan-makanan seperti bit, wartel, uwi (yams), bawang putih (garlic), sayuran-sayuran berwarna hijau, tomat, jeruk, apel, anggur.
Ø Konsumsilah diet yang tinggi serat.
Ø Gunakan produk-produk kedele, seperti tahu, tempe, susu kedele, dsb.
Supplemen-supplemen yang bermanfaat, ternasuk:
Ø Coenzym Q10
Ø Calcium d-glucarate
Ø Vitamin A, vitamin E, vitamin C, (antioksidan).
Ø Selenium (antioksidan).
Ø Bromelain
Ø Melatonin
Ramuan Herbal
Kombinasi Cimicifuga racemosa (black cohosh), Trifolium pratense (red clover), Medicago sativa (Alfalfa), Larrea tridentata (chaparral), serta Astragalus membranaceus (herbalene = fu zheng) sebagai dasarnya, dan ditambah dengan dua atau tiga jenis bahan-bahan berikut dengan jumlah yang sama:
Ø Untuk mereka yang kelenjar limfenya juga terlibat, tambahkan Phtolacca Americana (poke root) dan Ceanothus americanus (red root), dosis maksimum poke root adalah 0.4 ml sehari).
Ø Untuk mereka yang mengalami nek (nausea), tambahkan Zingiber officinale (jahe) dan Foeniculum vulgare (fennel seed).
Ø Untuk mereka yang kelelahan, tambahkan Avena sativa (oatstraw) dan Scutellaria lateriflora (skullcap)
Ramuan herbal biasanya tersedia sudah dalam bentuk ekstrak kering (pil, capsul atau tablet), dalam bentuk teh (disedu seperti teh) ataupun tinctura (ini biasanya ekstraksi dengan alkohol terkecuali disebutkan lain). Dosis untuk yang disedu seperti teh adalah 1 sendok teh bumbung disedu dengan 1 gelas air mendidih dan dibiarkan 10 –15 menit baru diminum (bila yang digunakan akar-akaran maka waktu sedu perlu lebih lama sampai 20 menit).
Homeopati
Biasanya praktisi homeopati akan mempertimbangkan gejala-gejala yang anda alami beserta keadaan umum anda agar dapat menciptakan regimen yang tepat buat masing-masing penderita. Sebagian ramuan homeopati yang paling sering dilakukan yang mungkin dapat membantu mengurangi gejala kanker payudara adalah :
Ø Arsenicum untuk mengatasi kecemasan (anxiety) dan neg (nausea), disertai dengan kegelisahan dan perasaan sakit dan panas.
Ø Ipecac untuk meredakan neg yang tak reda dengan muntah.
Ø Nux vomica untuk meredakan rasa sakit yang menusuk di perut yang disertai perasaan marah dan mungkin juga kolleps.
Dosisnya adalah 3 hingga 5 pelet setiap jam hingga rasa sakit reda.
Akupunktur
Transfer Factor
Kita menderita sakit apabila sistem kekebalan yang berfungsi menjaga agar tubuh kita terhindar dari serangan-serangan musuh, baik yang datang dari luar (seperti bakteri, virus, jamur, parasit, dsb), maupun yang datang dari dalam tubuh sendiri (seperti radikal bebas, toksin-toksin dari limbah metabolisme, sel-sel kanker, dsb), tidak berfungsi dengan semestinya. Hampir semua penyakit yang kita alami, terkecuali akibat trauma, luka dsb., dapat kita telusuri disebabkan oleh ketidak mampuan sistem kekebalan tubuh kita (immune system) memerangi agen-agen musuh yang mengancam dan merusak sel-sel tubuh kita. Ini berarti, bahwa kesehatan kita amat tergantung kepada baik tidaknya fungsi dari sistem kekebalan tubuh kita. Karena itu, bila sistem kekebalan tubuh, kita tingkatkan sedemikian rupa, sehingga dapat bekerja dengan efektif melawan agen-agen penyebab penyakit, maka kita akan terhindar dari menderita sakit.
Transfer factor, yang baru dapat di ekstraksi dari colostrums sapi (susu pertama yang dihasilkan setelah melahirkan) dan dari kuning telor pada abad 21 ini, adalah suatu bahan pembawa pesan (immune messengers) yang dapat menstimulasi dan meningkatkan kerja dari sistem kekebalan tubuh, serta sekali gus pula mengendalikan reaksi sel-sel kekebalan tubuh yang berlebihan (over-reaction), sehingga sistem kekebalan tubuh kita menjadi waspada dan dapat berfungsi secara efektif untuk melindungi tubuh dari serangan-serangan musuh. Transfer factor, dapat meningkatkan aktivitas sel-sel Natural Killer (NK-cells), yaitu suatu sel kekebalan tubuh, yang berfungsi meronda dan membunuh semua sel-sel yang bukan merupakan bagian dari sel-sel tubuh kita yang normal, termasuk sel-sel kanker hingga 400 %.
Karena itu pemberian transfer factor, merupakan suatu harapan baru untuk lebih meng-efektif-kan sistem kekebalan tubuh kita, agar dapat membantu menyembuhkan penyakit yang kita alami dan mempertahankan kesehatan kita.
Prognosis / Kemungkinan Komplikasi
Kebanyakan komplikasi timbul akibat operasi, radiasi dan kemoterapi, atau penggunaan obat tamoxifen , yang efektif dalam pencegahan agar kanker tidak kembali lagi (recurrence), tetapi dapat meningkatkan resiko wanita tersebut untuk mendapat kanker endometrium (rahim) dan penyakit thrombo-embolik. Komplikasi-komplikasi tersebut antara lain:
Ø Terbatasnya pergerakan bahu
Ø Peningkatan besar parut operasi
Ø Inflamasi (peradangan) jaringan ikat pada lengan yang terlibat
Ø Tumor maligna (ganas) pada pembuluh-pembuluh limfe di daerah lengan yang terlibat
Ø Penumpukan cairan dalam payudara; pembengkakan jaringan di lengan
Ø Perobahan warna pada kulit akibat radiasi atau timbulnya bercak-bercak merah-hitam
Ø Infamlasi (peradangan) paru akibat radiasi
Ø Kematian sel-sel lemak dibawah jaringan payudara.
Ø Kanker tumbuh lagi (recurrence).
Prognosis dari penderita kanker payudara bergantung pada utamanya stadium atau luasnya kanker tersebut ketika pertama sekali didignosa.
Follow up
Penderita kanker payudara haruslah di follow up (diikuti): 18 bulan hingga 4 tahun pertama, setiap tiga bulan sekali, kemudian setelah itu setiap 6 bulan sekali.
Ø Pengecekan keadaan umum penderita dan pemeriksaan fisik
Ø Laboratorium : antara lain pemeriksaan darah rutin, petanda tumor (Ca 15.3, MCA), Sub-set limfosit (CD4, CD8, T-lymphocyte, B-lymphocyte, NK cell, dll), fungsi hati, dll.
Ø Foto thorax, mammografi, IMR, dll.
Ø Lain-lain yang dianggap perlu oleh dokter
Diagnosa kanker biasanya merupakan pukulan yang luar biasa hebat bagi penderita dan keluarganya. Diagnosa kanker biasanya dipersepsi mereka sebagai vonis hukuman mati. Pertanyaan mereka yang umum kepada dokter adalah : “berapa lama dapat bertahan hidup” ?. Walupun secara logika pertanyaan ini mungkin dapat diterima, namun harus benar-benar diingat bahwa semua makhluk yang ada di alam ini termasuk alam itu sendiri adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Hanya Dia yang Maha Mengetahui, kapan seorang anak manusia itu dilahirkan dan kapan pula harus berpulang kehadiratnya. Tidak seorangpun dapat mengetahui apa yang akan terjadi kepada mereka pada masa yang akan datang, apalagi kapan dia harus berpulang, tidak juga dokter betapa ahlipun dia. Memang manusia boleh membuat rencana dan keinginan-keinginan, namun tidak selalu semua rencana dan keinginan itu dapat terjadi sesuai dengan kemauannya, karena ada Kekuasaan Yang Maha Tinggi yang mengatur semuanya itu. Demikian pula bagi mereka yang menderita sakit, seperti kanker, tidak selalu bahwa usianya lebih singkat dari mereka yang tidak menderita sakit. Betapa sering kita mengalami bahwa teman atau kerabat kita yang tidak pernah terdengar sakit, namun tiba-tiba berpulang kehadirat-Nya, namun seringkali juga kita mengalami dan melihat bahwa mereka yang sudah menderita sakit berat seperti kanker stadium akhir, dapat bertahan hidup sampai berpuluh tahun atau dengan perkataan lain dapat sembuh total. Semua itu berada ditangan yang Maha Kuasa. Yang penting bagi makhluk yang mengalami sakit tersebut adalah usaha dan ikhtiar untuk mencari obat dan berobat serta senantiasa berprasangka baik kepada Sang Pencipta dan memohon kepada-Nya agar diberikan kesehatan seperti sediakala. Usaha yang dilakukan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, karena setiap insan telah diberi akal dan fikiran oleh Yang Maha Kuasa, suatu anugerah yang tak diberikan kepada makhluk-makhluk lain termasuk malaikat. Gunakanlah akal dan fikiran kita itu secara maksimal untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Tekad untuk sembuh dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, akan mendorong kita untuk selalu optimis dan ini akan dilaksanakan oleh anggota tubuh kita sebagai suatu perintah. Lakukan latihan relaksasi setiap hari, dan buat program kesembuhan yang akan direkord oleh sub-conscius kita dan akan dilaksanakan oleh tubuh kasar kita. Latihan ini akan memperkuat system kekebalan kita dan dengan system kekebalan yang kuat dan efektif, tubuh akan dapat menyembuhkan dirinya sendiri (self-healing), yang memang dari awal penciptaan kita sudah dibekali oleh Sang Maha Pencipta. Jangan berputus asa dan senantiasa berdoa kepada-Nya, sambil terus berusaha untuk berobat. Banyak sekali penelitian tentang doa, telah dilakukan dan ternyata hasilnya amat luar biasa untuk membantu kesembuhan. Jadi sekali lagi teruslah berdoa kepada-Nya.
Kepustakaan:
1. Ariel IM, Cleary JB. Breas Cancer: Diagnosis and treatment. New York, NY: McGraw-Hill; 1987: 35 – 43, 172 – 180, 475 – 484.
2. Amstrong K, Eisen A & Weber B. Primary Care : Assessing the risk of breast cancer. The New England Journal of Medicine: 2000;342(8): 564 – 571.
3. Austin S, Hitchcock C. Breast Cancer: What You Shout Know (But May Not Be Told) About Prevention, Diagnosis, and Treatment. Rocklin, Calif; Prima Publishing; 1994: 194.
4. Balch JF, Balch PA. Prescription for Nutritional Healing. 2nd ed. Garden City Park, NY: Avery Publishing; 160 –164.
5. Birdsall TC. Effect and clinical uses of the pineal hormone melatonin. Altem Med Rev. 1996; 1(2): 94 – 102.
6. Bland KL, Copeland EM III. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. Philadelphia, Pa: W.B. Saunders; 1991: 731 – 747, 877 – 894.
7. Blumenthal M, ed. The Complete German Commission E Monographs. Boston, Mass: Integrative Medicine Communications; 1996: 462, 464, 466.
8. Boik J. Cancer and natural Medicine. Princeton, Minn: Oregon Medical Press; 1995: 138, 149, 166.
9. Cummings SR, et al. The Effect of raloxifene on risk of breast cancer in postmenopausal women. JAMA. 1999; 281: 2189 – 2197, 1999.
10. Cunningham FG, et al. Williams Obstetrics. 19th ed. Norwalk, Conn: Appleton & Lange; 1993: 1269 – 1270.
11. Fauci AS, Braunwald E, Isselbacher KJ, et al. eds. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 14th ed. New York, NY: McGraw-Hill; 1998: 562 – 568.
12. Filshie J, Penn K, Ashley S, Davis CL. Acupuncture for the relief of cancer-related breathlessness. Palliat Med. 1998; 10:145-150.
13. Goldhirsch A, Glick JH, Gelber RD, Coates AS, Senn H J. Meeting Highlights: International Consensus Panel on the Treatment of Primary Breast Cancer. Journal of Clinical Oncology: 2000; 19(18): 3817 – 3872.
14. He JP, Friedrich M, Ertan AK, Muller K, Schmidt W. Pain-relief and movement improvement by acupuncture after ablation and axillary lymphadectomy in patients with mammary cancer. Clin Exp Obst Gynecol. 1999; 26 (2):81-84.
15. Hortobagyi GN. Drug Therapy of Breast Cancer. The New England Jpurnal of Medicine: 1998;339 (14): 974 – 984.
16. Holleb Al, et al. American Cancer Society Textbook of Clinical Oncology. Atlanta, Ga: American Cancer Society; 1991: 177-193.
17. Maa SH, Gauthier D, Turner M. Acupuncture as an adjunct to a pulmonary rehabilitation program. J. Cardiopulm Rehabil. 1997;17(4): 268-276.
18. Carol Sorgen. Mind-Body Medicine for Cancer. WebMD Feature, 2003, October 27.
19. Pan CX, Morrison RS, Ness J, Fugh-Berman A, Leipzig RM. Complementary and Alternatif Medicine in the Management of pain, dyspnea, and nausea and vomiting near the end of life ;asystemic review. J Pain Symptom Manage. 2000; 20(5): 374-387.
20. Pawlowicz Z, Zachara BA, Trafikowska U, et al. Blood selenium concentration and glutathion peroxidase activities in patients with breast cancer and with gastrointestinal cancer. J Trace Elem Electrolytes Health Dis. 1991; 4: 275-277.
21. Shen J, Wenger N, Glaspy J et al. Electroacupuncture for control of myeloablative chemotherapy-induced emesis. JAMA; 2000; 284 (21) : 2755-2761.
22. Towlerton G, Filshie J, O’Brien M, Duncan A. Acupuncture in the control of vasomotor symptoms caused by tamoxifen.. Palliat Med. 1999;13 (5): 445.
23. Werbach M. Nutrition Influences on Ilness. New Canaan Conn: Keats Publishing Inc; 1987 : 98-106.
dr. Muchsin Hasibuan, MSc.(O.M.)
SIPTM: N0. 4.1.0786/12.04
Jl. Legoso Permai 14, RT04/11,
Pisangan, Ciputat, Tangerang 15419.
Tel.: 021- 741 4279; Hp.: 0816- 186 7863
No comments:
Post a Comment